
NGELAWANG
Ngelawang adalah tradisi budaya Bali yang biasanya dilakukan oleh anak-anak atau sekelompok orang yang berkeliling desa dengan membawa barong atau topeng-topeng sakral sambil menari dan diiringi gamelan. Tradisi ini sering dilaksanakan saat Hari Raya Galungan, Kuningan, atau dalam upacara-upacara tertentu.
Tujuan ngelawang adalah untuk mengusir roh jahat dan membawa kesucian dan keselamatan bagi lingkungan yang dilewati. Kata "ngelawang" sendiri berasal dari kata "lawang" yang berarti "pintu", karena kelompok ini akan datang dari pintu ke pintu rumah warga.
SEJARAH NGELAWANG
Sejarah ngelawang berasal dari tradisi Bali kuno yang berkaitan erat dengan kepercayaan Hindu Dharma, khususnya konsep tentang keseimbangan antara dharma (kebaikan) dan adharma (kejahatan). Tradisi ini sudah ada sejak zaman kerajaan di Bali dan berkembang menjadi bagian penting dari budaya religius masyarakat Bali.
Awalnya, ngelawang dilakukan sebagai ritual magis oleh para pendeta atau orang-orang yang memiliki kemampuan spiritual untuk mengusir roh-roh jahat (bhuta kala) yang dianggap bisa membawa penyakit, kegagalan panen, atau gangguan lain. Barong, makhluk mitologis pelindung dalam kepercayaan Bali, menjadi tokoh sentral dalam tradisi ini. Barong diyakini sebagai perwujudan kekuatan kebaikan yang mampu menyeimbangkan energi negatif di alam.
Seiring waktu, ngelawang menjadi lebih merakyat dan dilakukan juga oleh anak-anak atau pemuda desa sebagai bentuk pelestarian budaya dan spiritualitas. Meski kini sering dilihat sebagai hiburan, esensi sakralnya tetap dijaga, terutama jika melibatkan barong sakral dari pura
JENIS BARONG UNTUK NGELAWANG
Jenis barong yang paling sering digunakan dalam tradisi ngelawang adalah:
Barong Ket (Barong Keket)
Ini adalah barong paling umum dan terkenal.
Wujudnya seperti singa dengan bulu lebat dan wajah penuh ornamen.
Sering digunakan dalam ngelawang yang bersifat sakral maupun hiburan, karena simbolisasinya sebagai pelindung utama.
Barong Bangkal (atau Barong Bangkung)
Berbentuk babi hutan, biasanya dibuat dari bahan ringan dan mudah dibawa.
Populer untuk ngelawang oleh anak-anak saat Hari Raya Galungan dan Kuningan.
Meskipun terlihat sederhana, barong ini tetap punya makna religius: mengusir roh jahat dari lingkungan sekitar.
Barong Ket biasanya digunakan oleh kelompok pemuda atau dewasa dalam ngelawang yang lebih serius atau sakral, sementara Barong Bangkal sering digunakan oleh anak-anak secara keliling dari rumah ke rumah, kadang sambil menari dan memohon sumbangan sukarela

